Bajing – Taksonomi, Morfologi, Sikap, Habitat, Kelangkaan & Reproduksi


Banyak orang yang gundah membedakan antara bajing dan tupai. Jika dilihat sekilas kedunya memang mempunyai kemiripan, namun bekerjsama tupai dan tupai memiliki korelasi yang sangat jauh. Perbedaan kedua mamalia kecil tersebut dapat dikenali lewat pembagian terstruktur mengenai ilmiah atau yang lebih diketahui selaku taksonomi.





Dalam kesehariannya bajing mempunyai sikap khusus yang menjadi karakteristik dari hewan ini. Selain itu hewan ini juga memiliki habitat hidup serta persebaran pada kawasan tertentu.





Tupai tergolong binatang yang jarang berinteraksi dengan manusia dan lebih sering melakukan aktivitas di dalam sarangnya.






Taksonomi





Tupai ialah golongan mamalia berukuran kecil yang sering disamakan dengan bajing alasannya adalah mempunyai beberapa kesamaan fisik. Namun secara ilmiah keduanya memiliki kekerabatan yang sangat jauh.





tupai merupakan salah satu penghuni hutan musim




Tupai ialah jenis hewan pemakan serangga, sedangkan bajing yaitu jenis fauna yang masuk dalam klasifikasi binatang pengerat. Oleh alasannya adalah itu, secara ilmiah tupai masuk dalam golongan Insetktivora dan tupai dalam kelompok Rodentia, seperti tikus.





Tupai dalam Bahasa Inggris biasa disebut dengan ungkapan treeshrew yang secara leksikal memiliki arti ‘cerurut pohon’ walau tidak semua tupai hidup di pohon. Berikut ini yakni penjabaran ilmiah atau taksonominya, yakni:





KingdomAnimalia
FilumChordata
KelasMammalia
OrdoScandentia
FamiliTupaiidae
GenusTupaia
SpesiesTupaia javanica




Sebenarnya perumpamaan bajing dipakai untuk merujuk pada golongan satwa yang berada dalam ordo Scandentia. Ordo ini membawahi berbagai jenis keluarga tupai yang terbagi dalam bermacam jenis berdasarkan famili dan genusnya. Dalam ordo membawahi dua famil, yakni Tupaiidae dan Ptilocercidae.





Dalam sejarah ilmu wawasan, bajing pernah diklasifikasikan pada golongan yang berbeda dengan tikus bulan dan cerurut, namun ketiganya tetap satu bangsa Insektavora. Oleh sebab itu bajing masuk dalam kalangan Primata bareng monyet, simpanse, kukang, dan singapuar alasannya adalah banyaknya kemiripan dengan bangsa simpanse tersebut.





Akan namun hal tersebut tidak berlangsung lama, alasannya sehabis melalui kajian lebih lanjut berdasarkan hubungan molekuler atau disebut molecular phylogeny, maka tupai dimasukkan ke dalam jenis tersendiri ialah bangsa Scandentia. Kelompok tersebut juga meliputi kubung dari bangsa Dermopetra dan keluarga Primata yang sebelumnya telah disebutkan.





Morfologi Tupai





Banyak yang tidak menduga jikalau tupa memiliki otak berukuran besar akrena ukuran badan satwa ini relatif kecil. Bahkan dari sederet penelitian dikenali bahwa persentase otak tupai melampaui ukuran besar dari otak manusia. Selain itu ciri khas paling terang dari bajing dan membedakannya dengan tupai ialah adanya kumis di area parasnya.





1. Kepala





Kumis panjang yang dimiliki bajing berperan sebagai pengatur keseimbangan. Hal ini bermanfaat ketika satwa ini melompat ataupun berlari. Apabila kumisnya dipotong, maka bajing akan kehilangan keseimbangan tubuhnya. Selain itu kumis juga berfungsi selaku alat untuk mendeteksi benda ketika malam hari.





Pada bagian kepala tupai terdapat moncong yang menjadi tempat lisan, hidung dan tampang berada. Moncong ini bentuknya cukup panjang dan agak runcing pada bab ujungnya. Sementara itu di dalam verbal bajing terdapat gigi yang digunakan untuk makan. Akan namun barisan gigi tersebut tidak dilengkapi dengan gigi seri sebagai pemahat.





Tupai diketahui selaku hewan dengan gigi yang mampu copot mirip gigi manusia. Gigi tersebut kemudian akan berkembang kembali karena digantikan dengan gigi yang gres. Menariknya alasannya adalah tidak mempunyai gigi geraham, maka gigi bajing sangat gampang mengalami au, terutama bila digunakan untuk menggigit benda bertekstur keras.





2. Tubuh





Ukuran tubuh satwa ini termasuk kecil dan ramping, yakni dengan panjang kepala dan tubuhnya sekitar 15 cm. Tubuh tupai ditumbuhi oleh rambut atau lebih diketahui sebagai bulu yang tidak begitu lebat. Warna bulu tersebut beragam pada setiap spesies, namun lazimnya berwarna cokelat gelap, bubuk-bubuk, dan pada bab perut agak putih.





3. Ekor





Ekor bajing mempunyai panjang rata-rata 18 cm. Ekor tersebut hampir sama panjang dengan tubuhnyadan berbentuk lebar, tegak, serta berumbai. Tupai biasa membiarkan ekornya menjuntai di atas punggung. Ukuran ekor yang panjang pada bajing sangat bermanfaat ketika satwa ini melompat dari sebuah pohon menuju pohon yang lain.





Sehingga bukan hanya kumis yang berperan sebagai organ keseimbangan, melainkan juga ekornya. Ketika melompat ekor tupai umumnya dibuat agak pipih untuk memudahkan proses melompat. Selain itu bajing juga lazimmemanfaatkan ekornya selaku selimut dikala tidur khususnya dikala suhu acuh taacuh.





4. Alat Gerak





Tupai ialah kelompok binatang yang memiliki empat alat gerak atau sepasang kaki depan dan sepasang kaki belakang. Menariknya bajing mempunyai kemampuan untuk mengganti posisi kaki 180 derajat, sehingga memudahkan untuk berlari atau memanjat pohon bila datang-datang musuh tiba menghampiri dan memberi ancaman.





Pada alat gerak atau kaki tersebut terdapat kuku yang berukuran sungguh kecil namun begitu tajam. Tupai mempergunakan kuku ini untuk memudahkan aktivitasnya dikala memanjat pohon, karena kuku tersebut menciptakan gaya gesek antara kaki dan objek yang dipanjat lebih besar lengan berkuasa. Dengan kuku ini pula bajing mampu bergelantungan dengan bagian kepala berada di bawah.





Perilaku Tupai





Tupai yakni kalangan hewan bakir kalau diamati dari perilakunya ketika membuat sarang. Satwa ini membuat sarang dari bahan bertekstur halus mirip kapas dan daun pisang muda. Sarang tersebut dibangun membentuk bulat dengan satu jalan keluar.





hewan tupai




Binatang dari genus Tupaia ini diketahui aktif bergerak dan mencari makan pada waktu siang hari. Hal tersebut dikarenakan kalau tupai bergerak maka ia akan kehilangan panas tubuh dengan cepat, sehingga tubuhnya menjadi dingin. Untuk menangani keadaan tersebut maka tupai akan melilitkan ekornya dengan sangat dekat pada tubuhnya supaya tetap merasa hangat.





Pada saat melompat bajing akan meregangkan kaki depan dan belakangnya biar lebih mudah melayang. Jauh lompatan yang bisa dilaksanakan oleh bajing meraih empat meter dan dapat terjun bebas dari ketinggian sembilan meter dengan pendaratan mulus di atas tanah memakai kakinya.





Habitat dan Sebaran





Tupai diketahui sebagai golongan mamalia yang mampu hidup di berbagai macam lingkungan pada kawasan hutan hujan tropis sampai wilayah semi kering di padang pasir. Akan namun satwa ini tidak bisa hidup di daerah kutub dengan cuaca yang sangat cuek serta kawasan gurun dengan tingkat kekeringan sungguh tinggi.





Kebanyakan tupai ditemukan dan membentuk habitat di daerah hutan Benua Eropa dan Amerika Utara. Meski begitu belakangan dikenali ternyata tupai juga hidup dengan baik di Pulau Kalimantan. Satwa ini tinggal di dalam pohon berdaun lebat untuk melindungi diri dari pemangsa serta melindunginya semoga tidak berair ketika hujan.





Di Indonesia tupai tidak hanya didapatkan di Pulau Kalimantan namun juga di Pulau Sumatera khususnya di bagian barat, Pulau Nias, Pulau Jawa, dan Pulau Bali. Satwa ini hidup di hutan-hutan yang berada pada ketinggian antara 0 sampai dengan 1700 meter di atas permukaan maritim.





Status Kelangkaan





Status kelangkaan bajing berbeda-beda tergantung dari spesiesnya. Akan tetapi khusus untuk spesies dengan nama Latin Tupaia javanica, menurut data yang ada di International Union of Conservation for Nature (IUCN) Red List, satwa ini masuk dalam golongan hewan kategori Least Concern (LC).





Status tersebut diperoleh oleh spesies yang menjadi hewan khas Indonesia tersebut pada tahun 2016. Hal itu dikarenakan sehabis dikerjakan observasi keadaan bajing tidak mengindikasikan masuk ke dalam spesies yang terancam atau nyaris punah. Akan tetapi jumlah populasinya mengalami penurunan yang cukup signifikan setiap tahunnya.





Perkembangbiakan Tupai





Sebagai kelompok mamalia, bajing melaksanakan perkembangbiakan dengan cara vivipar atau melahirnya anaknya. Kematangan reproduksi akan masuk saat binatang ini berusia tiga hingga empat bulan dan saat sudah mencapai era tersebut, maka bajing dianggap mampu untuk melakukan perkawinan.









Sebelum melakukan perkawinan tupai jantan dan betina biasanya akan terlibat proses komunikasi apalagi dulu. Terkadang kedua individu ini akan berkejaran selama beberapa saat. Pada beberapa spesies, tupai jantan umumnya akan mengeluarkan suara abnormal yang bertujuan untuk menakuti betina biar segera berhenti berlari.





Ketika betina berhenti berlari, maka dikala itulah proses perkawinan akan berjalan. Umumnya proses ini berjalan dalam waktu 40 hingga dengan 60 menit. Proses perkawinan tersebut akan meninggalkan sperma dari bajing jantan di dalam badan betina yang nantinya akan berubah menjadi proses kehamilan.





Jika perkawinan tersebut sukses, maka bajing betina akan hamil. Masa kehamilan berlangsung cukup singkat, adalah cuma sekitar 40 hari. Setelah itu bajing betina akan melahirkan anaknya sebagaimana kalangan mamalia lainnya. Biasanya bajing akan melahirkan anak berjumlah antara satu hingga empat ekor.





Tupai betina akan terus mengelola dan mengasuh anaknya yang gres lahir dengan menyusui dan mencarikan kuliner untuk mereka. Setidaknya kurun tersebut berlangsung hingga anak tupai berusia enam hingga delapan pekan. Ketika telah mencapai usia tersebut, anak tupai dianggap sudah mampu untuk hidup dan mencari makan sendiri.





Interval kehamilan tupai bahwasanya tidak begitu lama, alasannya adalah dalam satu tahun satwa ini mampu hamil satu atau dua kali. Satu-satunya hal yang menjadikan penurunna populasi bajing secara serius ialah keadaan habitatnya yang terus mengalami penyusutan alasannya pemanfaatan oleh insan sebagai perkebunan atau permukiman.





Makanan Tupai





Telah disebutkan sebelumnya bahwa tupai ialah kelompong hewan Insektivora atau pemakan serangga. Namun pada kenyataannya bajing seringkali dikelompokkan sebagai herbivora alasannya adalah juga mengonsumsi buah-buahan. Bahkan berdasarkan pengamatan, tupai memang lebih menyukai buah daripada serangga kecuali dalam kondisi tertentu .





Buah yang menjadi masakan favorit tupai yakni buah bertekstur kulit keras seperti kenari, hazelnut, chesnut, dan buah cemara. Maka dari itu tak heran jika gigi tupai gampang sekali aus. Satwa ini umumnya menyimpan makanan di dalam kantong yang berada di area pipi.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Download Lagu Yang Dinyanyikan Dengan Tempo Sedang Adalah PNG

Cara Mengatasi Fc Bully Android

Cara Menghilangkan Rasa Tersumbat Di Hidung